Jumat, 23 September 2016

Made By Self - Rahasia Seorang Ayah

     Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.
Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu.

Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.
Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku?
Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.



Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ”dimana, dan sedang apa aku diluar sana.”
Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama.
Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ”anakku sekarang sukses.” Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.
Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.
”Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah”
Anakku..
Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu …
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu …
Nak..
Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do’anya selalu ada namamu disebutnya …
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman…
Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu…
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..
Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa…
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku…
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu… Maka hormati dan sayangi ayahmu.
Terima Kasih Ayah

Silahkan sebarkan tulisan sederhana ini kepada semua temanmu, supaya kita semua tahu rahasia besar seorang ayah.

Minggu, 28 Agustus 2016

Asifa Travelling Story - Wisata Museum Angkut Batu

     Assalamu'alaikum, teman-teman, aku pengen cerita tentang pengalaman aku ke Museum Angkut yang di Batu, Malang. Betewe, menurut informasi yang beredar, Museum Angkut Batu adalah museum kendaraan terbesar di Asia. Tapi, aku masih gak percaya, sih.
     Langsung aja ke inti yuk.
     Di Museum Angkut ini menurutku gak ada apa-apanya, cuma ada pajangan, patung, mobil, motor, transportasi, pokoknya yang bisa dibuat foto, jujur aja, aku bosen banget di Museum Angkut, ga ada yang menarik, yang ada HP baterai habis gara-gara kebanyakan selfie dan foto.
     Dan disana hanya ada makanan khas Indonesia yang tidak ada satupun makanan yang aku suka.
     Kelaparan dah, menurutku kelaparan lebih baik daripada makan makanan 'jijik', aku sudah terbiasa kelaparan, karena aku ini adalah tipe anak yang kurus dan tidak suka banyak makan.
     Dibawah ini foto-fotoku di Museum Angkut.


   Fotoku yang agak hitam karena memang muka lagi berkeringat dan berminyak


Naik sepeda motor tua dan kuno adalah hal teraneh yang pernah aku lakukan

Astaghfirulloh, sedihnya masuk penjara, hihihi.

Istana Buckingham (replika), " aku adalah Ratu Elizabeth ke-dua"

 Replika dari Menara Eiffel, kerennn..

 Siapa sih yang bisa menolak foto dengan bunga sebagai background-nya?


Keren juga kereta kudanya, berasa jadi orang penting naik kereta kuda mewah begini.

     Sudah puas atau belum? Foto tadi itu foto paling terbaik, sebenarnya semua fotonya bagus-bagus lho, kalau dihitung aku punya 300 foto di Museum Angkut.
     Saran; kalau ke Museum Angkut, bawalah lebih dari dua HP, powerbank, dan kamera, karena nanti saat masuk ke Museum Angkut, dijamin bakal foto ratusan kali! Meskipun berniat gak mau foto, pasti akhirnya juga ikutan foto.
     Travelling Story-nya cukup disini dulu ya, Jumpa lagi di postingan berikutnya.
     Wassalamu'alaikum.